kalimantan timur
Tari Gantar.
Tarian ini berasal dari Suku Dayak Benuaq
dan Tonyooi. Tarian ini dikenal sebagai tarian pergaulan antara muda
mudi dan juga untuk menyambut tamu yang datang. Tarian ini melukiskan
kegembiraan dalam menanam padi.
Gantar adalah sepotong bambu yang
didalamnya diisi dengan biji-biji padi dan tongat panjang yang merupakan
asek untuk membuat lubang ditanah saat menanam padi. Juga melukiskan
keramah-tamahan suku Dayak dalam menyambut tamu yang datang ke
Kalimantan Timur baik sebagai turis maupun investor dan para tamu yang
dihormati kemudian diajak turut menari. Pakain yang dipakai di sebut
Ulap Doyo kain tenunan asli suku Dayak Benuaq yang diambil dari serat
doyo
2. Kancet Tebengang Madang (Tari Enggang Terbang)
Kancet Tebengang Madang yang dalam bahasa
Indonesia berarti Tari Enggang Terbang. Tarian ini berasal dari Suku
Dayak Kenyah yang menggambarkan perpindahan mereka dari Apau Kayan
secara menyebar keseluruh wilaayah di Kalimantan Timur, demi mencari
kehidupan yang lebih baik.
Dimana burung enggang selalu mengikuti
pemimpinnya, begitu juga dengan suku Dayak Kenyah, yang selalu menuruti
apa perintah pemimpinnya. Burung enggang juga merupakan symbol
perdamaian. Tarian ini diawali dengan “lemaloq” yang merupakan syair
dalam bahasa Dayak Kenyah bercerita tentang perjalanan mereka. Tarian
ini dibawakan dengan lemah gemulai oleh gadis–gadis Dayak laksana burung
enggang yang sedang terbang.
3. Tari Hudoq
Tari ini berasal dari suku Dayak Bahau dan
Modang, yang merupakan tarian untuk mengusir hama-hama tanaman atau
mengusir roh jahat. Biasanya para penari memakai topeng-topeng yang
menakutkan dan menyeramkan, supaya dapat mengecoh dan mengusir hama
tanaman atau pun roh jahat.
4. Kancet Hudoq Aban
Tarian ini berasal dari suku Dayak Kenyah.
Sama halnya dengan suku Dayak Bahau, tarian ini juga dimaksudkan untuk
mengusir hama tanaman dan roh jahat yang mengganggu. Hanya bedanya,
adalah pada topeng yang digunakan, dan penari dari Hudoq Aban adalah
perempuan yang mengenakan cadar dari bahan manik-manik (Aban).
5. Tari Belian Bawo
Belian adalah salah satu bentuk dari
kebudayaan suku Dayak Tonyooi dan Dayak Benuaq untuk mengobati orang
sakit. Ada berbagai macam Belian sehingga ada berbagai macam kostum dan
berbagai macam gerak tari dan musik yang mengiringi sesuai dengan maksud
dari Belian itu sendiri. “Pemelian” atau dukun bertindak sebagai
perantara manusia dengan roh roh atau para penguasa dunia dalam
menyembuhkan orang sakit.
6. Kancet Pepatai (Tari Perang)
Kancet Pepatai adalah tarian dari suku
Dayak Kenyah, mengisahkan tentang keberanian para pria (ajai) suku Dayak
Kenyah dalam berperang. Tarian ini mengisahakan dari awal mula perang
sampai dengan upacara pemberian gelar bagi ajai yang sudah berhasil
mengenyahkan musuhnya.
7. Leleng
Leleng dalam bahasa Kenyah berarti
berputar-putar. Adalah Utan Along (sebutan untuk seorang gadis yatim),
yang sedang bimbang karena kekasihnya pergi dan belum kembali.
Berputar-putar melambangkan kebimbangan. Layaknya orang yang sedang
kebingungan lalu mondar mandir. Begitu juga dengan Utan Along. Oleh
sebab itu dinamakan Leleng. Tarian ini diiringi oleh nyanyian leleng.
Dalam nyanyian itu menceritakan tentang Utan Along.
8. Tari Ngelewai
Tarian ini diiringi musik “Rendete” yaitu
musik khas suku Dayak Tonyoi-Benuaq. Tarian ini dibawakan oleh
gadis-gadis cantik dengan memakai selendang dengan lemah gemulai. Mereka
menari laksana kupu-kupu yang sedang terbang mencari kembang untuk
dihisap madunya. Tarian ini juga biasa dibawakan sebagai tarian
menyambut tamu dan acara sukacita.
9. Kancet Punan Letto
“Punan” artinya merebut, “letto” artinya
gadis/wanita. Tarian ini menceritakan tentang dua orang pemuda yang
sama-sama menyukai seorang gadis dan memperebutkannya. Pemuda yang
mempertahankan gadisnya dengan gagah berani akhirnya memenangkan
pertarungan tersebut. Sudah merupakan sifat suku Dayak Kenyah, untuk
memepertahankan miliknya apa pun itu bentuknya.
10. Tari Persatuan dan Kesatuan
Tarian ini berasal dari suku Dayak Kenyah.
Semula, tarian ini dinamakan “KANCET MENYAM TALI” berarti Tarian Anyam
Tali. Para penari memegang tali atau pita aneka warna yang menjadi
perlambang atau symbol dari keanekaragaman suku, adat, budaya dan agama
masyarakat yang tinggal di Kalimantan Timur. Pita tersebut kemudian
dianyam menjadi simpul yang terpadu. Tarian ini mengilhami Gubernur
Kalimantan Timur, H. Suwarna Abdul Fatah untuk menjadikan tarian wajib
bagi masyarakat Kalimantan Timur karena sesuai dengan situasi dan
kondisi daerah ini. Oleh karena itu dinamakan Tarian Persatuan dan
Kesatuan.
11. Belian Sentiyu
Sama halnya dengan Tarian Belian Bawo,
tarian ini juga berasal dari suku Dayak Tonyooi dan Dayak Benuaq. Maksud
dan tujuan dari tarian ini juga untuk mengobati orang sakit dan
mengusir roh jahat. Perbedaannya adalah pada kostum, apabila pada Belian
Bawo memakai gelang bergemerincing yang memekakkan telinga pendengarnya
pada Belian Sentiyu memakai persembahan beras yang akan ditaburkan oleh
pemeliannya.
12. Tekenaq Bungan Malan
Bungan Malan adalah seorang Dewi bagi suku
Dayak Kenyah yang sangat diagungkan. Bagi suku Dayak Kenyah, Bungan
Malan adalah Tuhan yang disembah. Digambarkan bahwa Bungan Malan adalah
seorang Dewi yang arif bijaksana serta sangat sakti. Oleh karena itu
sangat disegani dan diagungkan oleh suku Dayak Kenyah. Dalam tarian ini
seorang penari perempuan yang menarikan Bungan Malan akan diangkat oleh
para ajai dengan memakai gong, sebagai perlambang Dewi tersebut sangat
disanjung dan dipuja.
ConversionConversion EmoticonEmoticon